Rabu, 06 Januari 2010

DeaR..... Diare


Hampir semua orang pernah sakit diare dan mereka biasanya langsung bisa mendefinisikan kalo sedang sakit diare. Walaupun gitu aku pengen membahas sedikit tentang diare, biar apa yang uda kita tau tentang penyakit ini semakin banyak dengan membaca posting ini.

DIARE adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya, tinja berbentuk encer atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.
Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

Diare dibagi menjadi 2 macam bila dilihat dari lamanya :
1. Diare akut
2. Diare kronik

Berdasarkan penyebabnya diare dibagi menjadi :
1. Diare spesifik
2. Diare non spesifik

DIARE AKUT
  • Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
  • Diare akut umumnya disebabkan oleh infeksi, baik bakteri, parasit maupun virus.
  • Penyebab lainnya adalah toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi.
  • Diare yang diakibatkan oleh infeksi dapat disebabkan oleh masukan makanan atau minuman yang terkontaminasi, makanan yang tidak matang bahkan disajukan tanpa dimasak.
  • Patogenesis diare karena infeksi bakteri terbagi dua, yaitu : bakteri noninvasif (enterotoksigenik) dan bakteri enteroinvasif.
  • Bakteri noninvasif memproduksi toksin yang terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Sedangkan pada bakteri enteroinvasif, diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi dan bersifat sekretorik eksudatif, cairan dapat bercampur lender dan darah.
  • Pasien dengan diare akut karena infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare.
  • Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan, yaitu : koleriform yaitu diare yang terutama terdiri atas cairan saja dan disentriform yaitu diare dengan lendir kental kadang-kadang darah.

DIARE KRONIK
  • Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu (pada orang dewasa) dan dua minggu (pada bayi dan anak).
  • Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui.
  • Diare kronik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : diare osmotik, diare sekretorik dan diare inflamasi.
  • Diare osmotik terjadi karena adanya faktor malabsorbsi akibat adanya gangguan absorbsi karbohidrat, lemak atau protein dan tersering adalah malabsorbsi lemak. Feses berbentuk steatore.
  • Diare sekretorik terjadi karena adanya gangguan transport akibat perbedaan osmotik intralumen dengan mukosa yang besar sehingga terjadi penarikan cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Feses akan seperti air.
  • Diare inflamasi adalah diare dengan kerusakan dan kematian enterosit disertai peradangan. Feses berdarah. Kelompok ini paling sering ditemukan.

PENATALAKSANAAN
  1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, yaitu menggunakan oralit.
  2. Identifikasi penyebab diare spesifik atau non spesifik. Nonspesifik menggunakan obat yang bersifat suportif dan simtomatik, sedangkan spesifik menggunakan antimikroba yang sesuai.
  3. Terapi definitif : pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.

TERAPI FARMAKOLOGI
  1. Pada diare kronik (lebih dari 14 hari) penyebabnya kemungkinan adalah infeksi intestinal, inflamasi, malabsorbsi, obat-obat tertentu dan gangguan motilitas usus. Jika diagnosis tidak dapat ditegakkan, diberikan pengobatan simptomatik seperti : terapi rehidrasi, hentikan penyebab diare potensial, sesuaikan diet atau terapi dengan loperamid atau zat adsorben.
  2. Terapi diare akut (kurang dari 3 hari) yang tidak disebabkan oleh infeksi adalah terapi simptomatik seperti : terapi rehidrasi, pemberian loperamid atau adsorben dan diet. Sedangkan yang disebabkan oleh bakteri menggunakan antibiotik yang sesuai.
  3. Loperamid sering direkomendasikan untuk diare akut atau kronik.
  4. Adsorben (kaolin, pectin dan arang aktif), bekerja dengan mengabsorbsi secara non spesifik terhadap nutrient, toksin, obat atau zat-zat pembantu pencernaan. Obat ini jika diberikan dengan obat lain dapat mengurangi bioavailabilitasnya.
  5. Bismuth subsalisilat sering digunakan untuk 1. Terapi diare akut (<> 14 hari)pengobatan atau pencegahan, mempunyai efek antisekretori, antiinflamasi dan antibacterial.
  6. Antibiotika perannya hanya jika diare disebabkan oleh infeksi. Kebanyakan diare bukan karena infeksi atau non spesifik yang akan sembuh dengan sendirinya.

1 komentar:

obat hati mengatakan...

kurang lengakap tentang diare spesifik n non spesifik