Senin, 28 Desember 2009

Hipertensi

0 komentar

I. PENDAHULUAN

HIPERTENSI dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan penggunaan obat jangka panjang.
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal.

II. PATOFISIOLOGI

a. Definisi
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah sistolik diperoleh selama kontraksi jantung dan tekanan darah diastolik diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi.
Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Faktor-faktor resiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah antara lain : diet dan asupan garam, stress, merokok dan obesitas.
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala hipertensi. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung.

Tanda dan gejala yang dialami pasien hipertensi antara lain :
  1. Sering sakit kepala
  2. Sakit tengkuk
  3. Pingsan
  4. Perdarahan di hidung
  5. Wajah kemerahan dan lelah
Gejala yang muncul jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati antara lain : sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

b. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau hipertensi primer). Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder.

Sehingga berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
  1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang penyebabnya tidak diketahui, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, gangguan ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok.
  2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketsa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium), kreatinin, gula darah puasaahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan penggunaan obat-obat tertentu.

Pemerikasaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperik, kolesterol total, kolesterol HDL dan EKG. Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, kolesterol LDL, TSH dan ekokardiografi.

c. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis.
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti jantung koroner, gagal jantung dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan (seperti merokok), hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan.
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji perbandingan berat badan dan tinggi pasien.

Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 2007
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal ≤ 120 ≤ 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi stadium I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi stadium II ≥ 160 ≥ 100

III. TUJUAN TERAPI
  1. Menurunkan morbiditas dan mortalitas
  2. Menurunkan tekanan darah hingga mencapai : < 140/90 mmHg pada hipertensi non komplikasi dan < 130/80 mmHg untuk individu beresiko tinggi
  3. Menghindari hipotensi dan ESO yang lain serta mencegah kerusakan organ.

IV. SASARAN TERAPI

Sasaran terapi dalam hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat.

V. STRATEGI TERAPI
  1. menurunkan tekanan darah
  2. mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
  3. meningkatkan kualitas hidup pasien

VI. PENATALAKSANAAN TERAPI

TERAPI NON FARMAKOLOGI
Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskular dengan biaya sedikit dan resiko minimal.
Langkah-langkah yang dianjurkan adalah :
  • Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan.
  • Membatasi konsumsi alkohol.
  • Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari).
  • Mengurangi asupan garam (< 100 mmol Na atau 2,4 g Na atau 6 g NaCl/hari).
  • Mempertahankan asupan kalium yang adequate.
  • Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.

TERAPI FARMAKOLOGI
Pemilihan obat antihipertensi harus berdasarkan pada efektivitasnya dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas, keamanan, biaya, penyakit yang menyertainya dan faktor resiko yang lain.
Kebanyakan pasien dengan hipertensi tingkat 1 harus diobati pertama-tama dengan diuretik tiazid. Pada kebanyakan pasien dengan tekanan darah lebih tinggi (hipertensi tingkat 2), disarankan kombinasi terapi obat, dengan salah satunya diuretik tipe tiazid.

GOLONGAN OBAT UNTUK HIPERTENSI

1. DIURETIK

Diuretik bekerja dengan mengurangi volume cairan dalam tubuh dengan meningkatkan jumlah ekskresi urin atau jumlah urin.

a. Diuretik Tiazid
  • Mekanisme kerja : Mengeluarkan natrium dari ginjal. Obat ini mengurangi resiko terjadinya stroke, serangan jantung dan gagal ginjal pada orang tua. Penggunaan diuretik tiazid dengan dosis tinggi dapat menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula darah dan kolesterol darah.
  • Kontraindikasi : Anuria, gangguan hati dan ginjal yang berat, hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, pusing, gangguan lambung, gout.
  • Efek samping : Hipotensi, hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, pusing, gangguan lambung, gout.
  • Contoh Obat : Klorotiazid, Klortalidon, Hidroklorotiazid (HCT), Politiazid, Indapamid, Metolazon.

b. Diuretik Kuat (Loop)
  • Mekanisme kerja : Mengeluarkan natrium dari ginjal dalam persentase lebih besar. Diuretik ini lebih efektif dibandingkan diuretik tiazid untuk hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal atau gagal jantung.
  • Kontraindikasi : Hipokalemia, hiponatremia, hipersensif, hamil.
  • Efek samping : Rasa tidak enak pada perut, hipotensi, penglihatan kabur, pusing, dan gangguan pencernaan ringan.
  • Contoh Obat : Bumetamid, Furosemid, Torsemid.

c. Diuretik Hemat Kalium
  • Mekanisme kerja : Menahan kalium yang diperlukan oleh tubuh. Obat golongan ini biasanya digunakan bersama diuretik tiazid atau diuretik kuat karena tidak sekuat yang lain. Bila fungsi ginjal terganggu dianjurkan tidak menggunakan diuretik ini sebab dapat terjadi peningkatan kadar kalium yang menyebabkan gangguan ritme jantung.
  • Kontraindikasi : Hipokalemia, hamil atau menyusui, gagal ginjal.
  • Efek samping : Mengantuk, sakit kepala, hipotensi, kram otot, gangguan menstruasi
  • Contoh Obat : Amilorid, Triamteren, Eplerenon, Spironolakton.

2. BETA BLOKER
  • Mekanisme kerja : Menghambat kerja hormon epinefrin, dikenal juga dengan sebutan adrenalin yang menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah. Kerja Beta Bloker adalah dengan memperlambat denyut jantung dan menurunkan denyutnya, sehingga membantu menurunkan tekanan darah.
  • Kontraindikasi : Bronkospasme, hipotensi, bradikardi, hipoglikemi.
  • Efek samping : Pusing, mual, muntah ,diare, konstipasi, lelah, lesu, keringat dingin, hipotensi, gangguan penglihatan, psoriasis, dan bradikardi.
  • Contoh Obat : Atenolol, Bisoprolol, Propanolol, Timolol.

3. PENGHAMBAT ACE/ACE INHIBITOR
  • Mekanisme kerja : Menghambat suatu enzim yang memproduksi sebuah substansi yang disebut angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Substansi ini merangsang pelepasan hormon aldosteron sehingga terjadi penahanan garam dan air di dalam tubuh. Membatasi kerja enzim ini berarti juga mempertahankan keberadaan zat lain yang disebut bradikinin di dalam darah. Bradikinin ini kerjanya melebarkan pembuluh darah.
  • Kontrainidikasi : Hipersensitif, gagal ginjal, hamil atau sedang menyusui, hipotensi.
  • Efek samping : Hipotensi, anemia, kemerahan di wajah, batuk kering, gangguan selera makan, pusing, mual, dan diare.
  • Contoh Obat : Fosinopril, Kaptopril, Lisinopril, Ramipiril, Imidapril.

4. ALFA BLOKER
  • Mekanisme kerja : Menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi efek hormon norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang otot pada dinding arteri kecil dan vena. Sebagai hasilnya dinding pembuluh darah tersebut tidak banyak menyempit.
  • Kontraindikasi : Hipersensitif.
  • Efek samping : Mual, mengantuk, hipotensi, pusing, hidung tersumbat, rhinitis, vertigo, letih, dan edema.
  • Contoh Obat : Doksazosin, Prazosin, Terazosin.

5. ANTAGONIS KALSIUM
  • Mekanisme kerja : Mempengaruhi sel otot pada dinding pembuluh darah arteri. Otot ini memiliki jalur kecil pada permukannya yang disebut jalur kalsium. Saat kalsium mengalir masuk kedalamnya, sel otot akan berkontraksi dan pembuluh darah menyempit. Antagonis kalsium menghambat jalur ini, tetapi tidak mempengaruhi kalsium dalam pembentukan tulang.
  • Kontraindikasi : Hamil,atau sedang menyusui, hipersensitif, gagal jantung, hipotensi, bradikardi, dan diabetes.
  • Efek samping : Pusing, kemerahan pada wajah, hipotensi, edema, mengantuk, insomnia, dan gangguan gastrointestinal.
  • Contoh Obat : Felodpin, Isradipin, Nifedipin, Nisoldipin, Amlodipin.

6. PENGHAMBAT RESEPTOR ANGIOTENSIN II (ANGIOTENSIN II RECEPTOR BLOKER)
  • Mekanisme kerja : Menghambat kerja angiotensin II, tetapi tidak menyebabkan peningkatan kadar bradikinin.
  • Kontraindikasi : Hipersensitif, hamil atau sedang menyusui.
  • Efek samping : Pusing, batuk, diare, nyeri punggung, nyeri perut, insomnia, hidung tersumbat, infeksi salauran nafas atas, sinusitis, dyspepsia, migren,, dan lelah.
  • Contoh Obat : Eprasartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Valsartan.

7. OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM SARAF PUSAT
  • Mekanisme kerja : Mencegah otak mengirimkan signal kepada system saraf untuk menaikkan denyut jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Obat golongan ini disebut juga central adrenergic inhibitor.
  • Kontraindikasi : Hepatitis akut, sirosis, hipersensotif, hamil atau sedang menyusui, riwayat depresi dan tukak lambung.
  • Efek samping : Hidung tersumbat, mengantuk, depresi, pusing, mulut kering, lelah, penglihatan kabur, pendarahan, selera makan meningkat, ganguan gastrointestinal, edema, dan kemerahan kulit.
  • Contoh Obat : Klonidin, Metildopa, Reserpin.

8. VASODILATOR
  • Mekanisme kerja : Mencegah otot berkontraksi dan mencegah pembuluh darah menyempit.
  • Kontraindikasi : Riwayat depresi, epilepsi, penyakit parkinson, gagal jantung, gagal ginjal, gagal fungsi hati, hiponatremia, hiperkalsemia, dan hamil.
  • Efek samping : Pusing, hipokalemia, peningkatan lipid dalam darah.
  • Contoh Obat : Hidralazin, Minoksidil.

VII. KESIMPULAN
  1. Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
  2. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
  3. Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, mencegah dan mengurangi terjadinya komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. 4. Obat antihipertensi terdiri dari 8 kelas, yaitu : diuretik, β-bloker, penghambat ACE / ACE Inhibitor, alfa bloker, antagonis kalsium, penghambat reseptor angiotensin II (Angiotensin II Receptor Bloker), obat yang bekerja pada sistem saraf pusat, dan vasodilator.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
Anonim. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta.
Cobanian, et all. 2007. The Seventh Report of the Join National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure. USA : Department of Health and Human Services.
Di piro, et all. 2005. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Aproach Sixth Edition. Mc Graw Hill : Medical Publising Devision. New york.
Evoy. 2005. AHFS Drug Information. USA : American Society of Health System Pharmacist.
Priyanto. 2009. Farmakologi dan Terminologi Medis. Jakarta : Leskonfi.
Sudoyo, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI.
Tjay, T. H dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Minggu, 27 Desember 2009

natal natal natal :D

0 komentar


Ga trasa uda melewati natal 2009... natal taun ini aku sama keluarga pulang kampung ke sebuah desa di kaki gunung merapi :D menikmati hawa adem yang jarang aku temui disini... senangnyaaa....

Aku sampai di rumah ibu (panggilan bwad nenek :p) siang jam 12 an... trus istirahat n siap2 buat ke gereja sorenya... berhubung misanya di sana jadilah pake misa pake bahasa jawa... ya aku bukane ga ngerti.. tapi kadang ada yang ga mudeng juga :p

Aku kan jarang misa pake bahasa jawa... jadi ada kesan tersendiri... semua pake bahasa jawa... romonya pake bahasa jawa... lagunya lagu jawa... trus musiknya pake gamelan n sodara2nya gamelan :D

Hummb... mungkin karena di pedesaan ya, di greja banyak embah2nya... kasian juga liat embah2 yang ke gereja sendirian :( tapi embah2 itu keliatan tetep seneng... mungkin karena menyambut natal :)

Aku selesai misa jam 7 an... abis itu pulang nae motor sama adekku (mobilnya uda over load) lewat sawah2 yang sepiiii buanget... mana ga ada lampu lagee :@ huaaa..... Untungnya selamat sampai rumah... ga pake acara keblusuk ato salah belok ke kandang ayam yang guede dipinggir sawah :D

Besoknya dilanjut acara kumpul2 ke tempat keluarga papa... hummbb... ramee banget... banyak anak kecilnya... ya soalnya ni sepupu aku masi kecil2... aku cucu pertama, jadi paling tua dah :x


Jadi inget sesuatu... dari aku kecil ampe segede ini aku blom pernah punya pohon natal... hehehe :p

Dulu sempet sedih waktu temen2 laen punya pohon natal... tapi aku ga punya... Tapi aku menyadari sesuatu... pohon cemara ini jadi simbol natal... jadi ada atau ga ada pohonnya sebenernya ga masalah...

yang penting adalah hati untuk menyambut Yesus kecil di hati kita....


Punya pohon natal yang sebesar apapun jadi ga berarti bila hati kita belum siap untuk menyambutNya...

Selamat Natal 2009 :D

Cup Cup Mwaaaah (•˘з˘•)

Senin, 14 Desember 2009

to be a better girl ^.^

0 komentar


Setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan... kadang kita sulit buat menerima kekurangan dalam diri kita... entah merasa minder atau berbeda dari orang lain...
aku juga gitu... sama seperti orang lain aku punya satu masalah yang dari dulu masih sering bikin aku ga pede sama diri aku sendiri... ngerasa beda dan takut buat ga diterima oleh orang lain....

Aku ni punya kelebihan.. maksudnya kelebihan berat badan :p hohoho.... dengan badan yang endud ini aku suka minder gitu.....

Trus suatu hari aku bilang ke seseorang tentang ketakutanku ini.... n dari hasil ngomong2 bersamanya ini aku mendapat sesuatu yang sedikit banyak bisa memotivasi aku...

Dy bilang ke aku, emang setiap ketemu orang, hal pertama yang dinilai adalah penampilan... tapi ada satu hal yang gak kalah penting dari penampilan...
yang dy maksud adalah karakter... kata dy knapa ga mengembangkan karakter dulu... kaya jadi cewe yang ramah, enak diajak ngobrol,friendly de el el... intinya jadi pribadi yang menyenangkan...
kata dy fisik itu anugerah... tapi karakter itu dibentuk...

Setelah aku pikir ada benernya juga omongan dy...
penampilan kita boleh ga sempurna... tapi kita bisa buat orang lain nyaman bersama kita karena pembawaan kita yang menyenangkan...

So temen2 yang punya masalah sama kaya aku... yang merasa punya badan yang berlebih lipidnya :D ato yang mrasa kurang beruntung dalam hal penampilan... kenapa ga kita coba kembangkan karakter dulu??jadi spesial ga cuma diliat dari satu sisi... masih banyak sisi lain yang akan membuat kita menjadi spesial :)

Ayo bersemangat \^.^/

Cup Cup Mwaaaah (•˘з˘•)